120791

O N Y | حب الوطن

Kamis, 22 Oktober 2015

Asal Mula Nama INDONESIA


Indonesia, ada yang tau artinya (secara harfiah), siapa yang memberikan nama Indonesia?. Kenapa harus Indonesia. Indonesia itu berasal dari bahasa apa?. Sebagai orang Indonesia, kita wajib tau apa arti dari Indonesia. Pada tahun 1847 di singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA, BI:”Jurnal Kepulauan Hindia dan Asia Timur”), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seseorang dari skotlandia yang meraih sarjana hukum di Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli Etnologi dari inggris, George Samuel Windson Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA, dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Austrlian and Malay-Polynesia Nations (“pada karakteristik terkemuka dari bangsa-bangsa Papua, Australia dan Melayu-Polinesia”).
dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya penduduk kepulauan hindia atau kepulauan melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive Name), sebab nama hindia tidaklah tepat dan sering rancau dengan penyebutan Hindia yang lain. “Penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu masing-masing akan menjadi ‘Orang Indunesia’ atau ‘Orang Melayunesia’”. Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (kepulauan melayu) dari pada Indunesia (kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk Ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (sebutan srilanka saat itu) dan Maldives (sebutan asing untuk kepulauan maladewa). Earl berpendapat juga bahwa bahasa melayu dipakai diseluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia. Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago (“Etnologi dari Kepulauan Hindia”). Pada awal tulisanya, Logan pun menyatakan perlunya khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah Indian Archipelago (“Kepualauan Hindia”) terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang bibuang Earl, dan huruf U digantinya dengan huruf O agar ucapanya lebih baik. Maka lahirlah istilah INDONESIA dan itu membuktikan bahwa sebagian kalangan Eropa tetap menyakini bahwa penduduk dikepulaian ini adalah Indian, sebuah julukan yang dipertahankan karena sudah terlanjur akrab di Eropa. Kata Indonesia muncul dieropa dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan. “Mr. Earl menyarankan istilah Etnografi ‘Indunesia’, tetapi menolaknya dan mendukung Malayunesia”. Saya lebih suka istilah Geografis murni “Indonesia”, yang hanya sinonim yang lebih pendek untuk pulau-pulau Hindia atau Kepulauan Hindia” ketika mengusulkan nama “Indonesia” agaknya Logan tidak menyadari bahwa dikemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama “Indonesia” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, pemakaian istilah ini menyebar dikalangan para ilmuan bidang Etnologi dan Geografi. Pada tahun 1884 guru besar Etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku Indonesien Oder Die Inseln Des Malayischen Archipel (“Indonesia atau Pulau-pulau di Kepulauan Melayu”) sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara di kepulauan itu pada tahun 1864-1880. Buku bastian inilah yang mempopulerkan istilah “Indonesia” dikalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah “Indonesia” itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam Encyclopedie van nederlandsch-indie tahun 1918. Pada kenyataannya, Bastian mengambil istilah “Indonesia” itu dari tulisan-tulisan Logan. Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah “Indonesia” adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke negeri Belanda pada tahun 1913 ia mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Persbureau. Nama Indonesische Persbureau (pelafalan Belanda untuk “Indonesia”) juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch (Hindia) oleh Prof. Cornelis Van Vallenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander (pribumi) diganti dengan Indonesier (orang Indonesia).

Tidak ada komentar: