Permintaan bantuan dariArya B anjar Getas
memuluskanKarangasem untuk menanamkan pengaruhnya di Lombok.Sebenamya sejak
semula Bali ingin menempati pulau Lombok bagian barat dengan
mengirim rakyatnya secara besar-besaran.Kemenangan yang diperoleh di Tanak Beaq dan adanya
perjanjianTimur Juring dan Barat Juring
berarti kerajaan Karangasem Balimemiliki posisi yang semakin mantap di
Lombok.Pada waktu Karangasem berkuasa penuh atas Lombok,rombongan orang-orang
Bali datang ke Lombok yang dipimpin olehtiga serangkai yaitu I Gusti
Ketut Karangasem adik raja Karangasemsebagai
pimpinan rombongan, Pedanda Gde Ketut Subali sebagai pimpinan agama, dan
Mas Poleng sebagai pengurus masalah-masalah pembangunan dan pertanian. Berdirinya
kerajaan Singasari (Karangasem Sasak) karenaorang-orang
Bali sudah semakin banyak di Lombok.
Akhirnya,vorang orang Bali di wilayah kekuasaannya mendirikan
beberapa buah desa yang merupakan kerajaan kerajaan kecil seperti
kerajaanSingasari (Karangasem Sasak) dengan rajanya Anak Agung Ngurah Made
Karang (1720 M), kerajaan
Mataram, dengan rajanya bernama
Keluarga Raja dan Para Bangsawan Anak Agung Bagus
Jelantik, ke- Sumber : Pulau Lombok dalam Sejarah
rajaanPagesangan, dengan rajanya bernama Anak Agung Nyoman Karang,kerajaan
Pagutan, dengan rajanya bernama Anak Agung WayanSidemen, dan kerajaan
Sengkongo, dengan rajanya bernama Anak Agung Ketut Rai.
A.
BERKEMBANGNYA
KARANG ASEM BALI DI LOMBOK
Kerajaan Karangasem bali
menunjuk wakilnya di Lombok yaitu kerajaan Singasari (Karangasem Sasak).
Hubungan antara kerajaan-kerajaan berdasarkan asas kekeluargaan untuk mencapai kemakmuran
dan kepentingan bersama. Untuk memperkuat persatuan ini
raja Singasari mendirikan Pura Meru di Singasari pada tahun 1774 M.Kerajaan Singasari bertindak sebagai ketua di
dalam sebuah pemerintahan federasi.
Pagesangan biasanya berposisi sebagai Patihsedangkan Kediri dan Sekongo
dilebur menjadi bagian dari Pagutan, sedangkan Kuripan terpencil sendirian.
Adapun pemerintah kerajaan Singasari (1740-1838 M) berturut-turut diperintah oleh tiga raja
dengan gelar yang sama yaituI Gusti Made Karangasem (I, II, dan III).
Pada masa inilah terjadi gelombang
perpindahan orang Bali ke Lombok secara besar-besaran. Dalam menjalankan
pemerintahannya, untuk urusan ke bawah diserahkan kepada para punggawa.
Sedangkan untuk menarik pajak kepada rakyat Sasak diserahkan kepada
petugas berasal dari sukuSasak. Sekongo' sebagai kota pelabuhan banyak
dikunjungi pedagang irar.
Hal ini dianggapnya sebagai
penghalang. Untuk menambah kas perbendaharan dan kekuasaannya, Singasari
menaklukan Sekongo'pada tahun 1803 M. Singasari mengangap dirinya lebih mampu
sehingga kerajaan yang lainnya tidak dibiarkanmaju. Raja Singasari mempunyai
empat orang anak, yang
sulung bemama Dewa Cokorda, kemudian Anak Agung Bagus Oka, Anak Agung
Bagus Karangasem dan yang bungsu bemama Agung Ayu Putri yang dikawinkan dengan
anak Raja Mataram. Sebagai pengganti Raja Singasari, diangkatlah Dewa
Cokorda yangdidampingi oleh patihnya Gusti Gde Dangin.
B.
PERLAWANAN
KEDIRI
Kesewenang-wenangan Singasari telah memancing amarah Kediri,
sehingga secara diam-diam Kediri menyusun kekuatan dan mempengaruhi Rincung
Lilin, Penujak, Sakra, lerowaru, dan Kopang. Rencana pemberontakan ini
dibocorkan oleh I Raspa. IRaspa adalah
voorang kawula Kediri sebagai pemegang gadai sawah Gde Banawi dari kaula
Singasari. Pada 1804 M Singasari
mengirim ekspedisi ke Kediri.Rakyat Kediri yang tidak mau berperang pindah ke
Pasengan.Kediri mendapat serangan arah utara, selatan, dan barat. PasukanKediri
dipimpin oleh Sura Tresna dan Walamuka. sedangkan pasukan Singasari di
bawah pimpinan Wiryalunglungan dan Purusa Pakasutan. Pasukan Singasari
terdesak mundur sampai ke sungai Babak
tetapi setelah datangnya balabantuan dari Mataram, Pagesangan dan
Pagutan. Akhirnya Kediri dapat dikalahkan. SetelahKediri habis terbakar, Sura Tresna muncul dari utara dan mengangkat
senjata. la rela mati demi membela kehormatan dan kemerdekaan negerinya.
C.
PERLAWANAN
SAKRA
Didudukinya
kerajaan Karangasem oleh Buleleng menyebabkan raja Karangasem I, Gusti
Gde Ngurah Lanang, pergi menuju Lombok dan mendirikan keraton di Gunung Sari
pada tahun 1824 M. Hal ini menimbulkan
kecurigaan pada pihak Mataram dan Pagutan karena menganggap Raja Karangasem
tersebut akan menempatkan seluruh Lombok di bawah kekuasaannya. Timbullah
saling curiga yang kemudian berlanjut menjadi perselisihan. Kondisi ini
dimanfaatkan oleh pemimpin Sasak dari Sakrayaitu Mas Panji Komala. Pada tahun 1826
M, Raja Sakra mengumumkan perang melawan
Singasari (kerajaan Karangasem Sasak). Ada beberapa hal yang menyebabkan
perlawanan Sakrayaitu: Pertama, Raden Suryajaya, seorang perkanggo
merangkaptelik (mata-mata), melakukan korupsi dan sangat takut kalau rahasianya
terbuka. Kedua, sebagian besar bangsawan Sakra gelisah karena anak gadisnya
akan diperistrikan raja-raja di Mataram. Ketiga, sejak lama Mas Panji Komala
menantikan saat yang tepatuntuk mernaklumkan perang terhadap kekuasaan Bali
(Singasari,Mataram, Pagesangan, dan Pagutan).
Permakluman
tersebut ditolak oleh Karaeng Manajai (ayahdari Mas Panji Komala). Penolakan
tersebut karena memang sebelumnya Mas Panji Komala lebih berpihak kepada
ibunya. Sepertitelah dikisahkan sebelumnya, salah seorang putra raja Goa bemama
Karaeng Manajai diperintahkan untuk mencari jodoh dari kalangan keluarganya
yang ada di Lombok. Karaeng Manajai dibekali sebuah keris pusaka dan sebuah
cincin. Sesampai di Lombok, Karaeng Manajai menghadap kepada dua orang
bersaudara Meraja Kusumadan Dewa Laki Orpa dan mengeluarkan pusaka tersebut.
Ternyata keris dan cincin tersebut sangat cocok dimiliki.Akhirnya Karaeng
Manajai dikawinkan dengan Dene Bini Ringgit (Putri Dewa Laki Orpa, Pemban Mas
Hang Pijot). Dari perkawinan tersebut, lahirlah dua orang anak bernama
Dewa MasPanji Komala dan Dene' Binti Nyanti. Dewa Mas Panji Komala terlahir
sebagai penentang kekuasaan Bali di Gumi Sasak. Karaeng Manajai kawin lagi
dengan orang Mate'naling yang bernama Bunga sehingga hubungan dengan Dene' Bini
Ringgit semakin renggang. Oleh sebab itu, anak-anaknya memihak kepada ibunya.
Inilah yangmenjadi latar belakang mengapa nasehat Karaeng Manajai
tidak diindahkan oleh Mas Panji Komala yang berakhir dengankehancuran
Sakra.Penolakan tersebut tidak menghalangi keinginan Dewa MasPanji
Komala untuk tetap berperang melawan Singasari. Dewa MasPanji Komala memproklamirkan diri terbebas dari Karangasem.Raden
Suryajaya menggerakkan bala bantuan dengan mangajak danmengintimidasi desa-desa
Suradadi, Kopang, Rarang, Batukliang,dan Praya.Rencana penyerangan Sakra ke
Singasari, Mataram, Pagutandan Pagesangan terdengar oleh Singasari.
Akhimya perselisihan yangterjadi
segera dihentikan untuk bersatu melawan kerajaan Sakra. Bala bantuan dari
pulau Bali didatangkan. Pada saat itu, raja Singasari berjanji, bahwa
apabila kerajaan Sakra dapat dikalahkan maka daerahLombok akan dibagi-bagi
kepada kerajaan-kerajaan, desa-desa, danorang-orang yang membantunya. Pada
tahun 1826 M pecahlah pertempuran antara Sakra dengan Karangasem Lombok di Kopang. Pasukan Sakra
terpukul mundur dan Kopang dijadikan lautan api oleh Singasari. Setelah
itu pasukan Singasari beserta sekutunya bergerak ke pusat pertahanan
Sakra. Bantuan dari Karaeng Manajai, Raja Abubakar dan RajaMenjeli dari
Sulawesi tak kunjung datang karena tertahan oleh banyaknya penjagaan di masing-masing pelabuhan. Bantuan terpaksa mendarat
di Labuan Lombok akan tetapi didesak mundur sampai Sumbawa. Sakra terkepung dari segala arah. Pemban Aji berusaha untuk
membuka kepungan musuh dengan melakukan serangan kedesa-desa tetapi tidak
berhasil dan terdesak, kemudianmengundurkan diri ke Patondang.Pada saat yang
sangat kritis, Dewa Mas Panji Komala menyerukan jihad fisabilillah. Pasukan
Singasari dan sekutunyaakhirnya dapat dihalau mundur sampai ke Masbagik. Dengan
adanyakemenangan yang gemilang ini membuat Dewa Mas Panji Komalamabuk
kemenangan dan membuat suatu kekeliruan. Semua prajuritnya menjadi
pengecut dan tidak berani menghadapi musuh,sehingga pada penyerangan
berikutnya, Sakra dapat dikalahkan.Dewa Mas Panji Komala menghilang dan ibunya
Dene' Bini Ringgitditangkap dan ditawan di Taman Kelepung Singasari
(TamanMayura).Sesuai dengan janji yang diikrarkan oleh raja,
setelah peperangan usai, maka daerah kekuasaan dibagi dengan
perincian berikut:
1.
Mataram diberikan desa-desa yang
berada di sebelahtimur sungai Babak,
2.
Pagesangan diberikan desa-desa
Suradadi,Suralaga, Kembang Kuning, dan desa Surabaya,
3.
Pagutandiberikan
desa-desa seperti Batujai, Batukliang, dan Batutulis,
4.
Sedangkan sisanya adalah wilayah
kekuasaaan Singasari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar