Kitab ini tidak diketahui pengarangnya.
Isinya tentang keadaan Pandawa setelah kalah main dadu, yang akhirnya mereka
mengembara di hutan dan diceritakan dalam bentuk Kakawinan (Syair) antara lain.
1. Kakawin
Parthayajna
Pandhawa
bersedih hati karena kekalahan Yudhisthira waktu bermain dadu dan penghinaan
Dropadi oleh Dusasana. Mereka harus hidup di hutan selama dua-belas tahun.
Bhima ingin perang melawan Korawa dan mati di medan perang, tetapi Yudhisthira
menahannya. Widura memberi nasihat kepadaYudhisthira dalam mengatasi
penderitaan. Domya menasihati para Pandhawa sejak mereka akan pergi ke hutan.
Atas permintaan Yudhisthira, Arjuna disuruh bertapa di Indrakila. Arjuna
menyanggupi permintaan kakanya, kemudian ia minta diri kepada Ibunda Kunti,
kakak dan adik-adiknya serta Dropadi, lalu masuk ke hutan. Perjalanan Arjuna
tiba di pertapaan Wanawati yang didirikan oleh Mahayani. Di tempat itu Arjuna
ditemui oleh petapi Mahayani dan di wejang tentang hidup dan kehidupan. Sewaktu
bermalam seorang petapi datang dan menyatakan cinta kepada Arjuna, tetapi
Arjuan menolaknya.
Arjuna
menghadap dewa Kama dan Ratih yang berada di tepi sebuah danau, kemudian
menghormatnya. Dewa Kama banyak memberi nasihat kepada Arjuna dalam hal mencari
kebahagiaan. Kemudian Kama memberi petunjuk arah Indrakila dan tempat pertapaan
Dwaipayana. Kama memberi tahu, bahwa raksasa Nalamala ingin mengadu kesaktian
dengan Arjuna. Nalamala adalah anak Durga yang lahir dari ujung lidah sebelum
beranak Ganesya. Bila kalah Arjuna supaya bersamadi memuja dewa Siwa. Tak
berapa lama kemudian Kama lenyap, Arjuna melanjutkan perjalanan.
Arjuna
dicegat oleh banyak raksasa dan Nalamala. Maka terjadilah perkelahian. Nalamala
menampakkan diri dalam wujud Kala, Arjuna bersemadi memuja dewa Siwa.
Memancarlah sinar pada dahi Arjuna, Nalamala lari dan berkata, kelak akan
menjelma lagi, untuk membunuuh para Pandawa. Arjuna meneruskan perjalanan ke
Indrakila. Sampailah ia di Inggitamartapada tempat tinggal Dwaipayana. Arjuna
bercerita perilaku para Pandawa dan sikap para Korawa. Kakek Arjuna itu
menerangkan, bahwa Arjuna diutus untuk memberantas kejahatan itu. Setelah
menerima banyak nasihat dari kakek itu, Arjuna pergi ke Indrakila. Ia bertapa
dan memeperoleh anugerah dari dewa Siwa yang menampakan diri sebagai orang
Kirata.
2. Kakawin
Arjunawiwaha
Niwatakawaca
raja Himataka ingin menghancurkan kerajaan Indra, Indra ingin minta bantuan
kepada Arjuna yang sedang bertapa di Indrakila. Tujuh bidadari diutus untuk
menguji keteguhan tapa Arjuna. Suprabha dan Tilottama memimpin tugas para
bidadari itu. Tujuh bidadari menyusuri Indrakila, kemudian tiba di gua tempat
Arjuna bertapa. Para bidadari berhias cantik, menggoda dan mencoba menggugurkan
tapa Arjuna..usaha meraka tidak berhasil, para bidadari kembali ke kerajaan
Indra, lalu melapor hasil tugas mereka kepada Indra.
Indra
menyamar dalam wujud orang tua, datang di pertapaan Arjuna. Ia ingin mengethui
tujuan tapa Arjuna. Lewat pembicaraan mereka, Indra memperoleh jawaban, bahwa
tapa Arjuna bertujuan untuk memenuhi tugasnya sebagai seorang ksatria dan ingin
membantu Yudhisthira sewaktu merebut kerajaan dari kekuasaan Duryodhana. Indra
sangat senang mendengar penuturan Arjuna, lalu memberi tahu, bahwa dewa Siwa
akan memberi anugerah atas tapa Arjuna.
Niwatakawaca
menyuruh Muka untuk datang di Indrakila, dan membunuh Arjuna. Muka dalam wujud
babi hutan mengganggu tapa Arjuna. Arjuna melepas tapanya, lalu berusaha
membunuh babi hutan itu. babi hutan berhasil dibunuh dengan panah. Tancapan
panah di tubuh babi hutan bersama dengan tancapan anak panah seorang pemburu.
Arjuna berselisih dengan pemburu orang Kirata itu. terjadilah perkelahian seru.
Arjuna hampir terkalahkan, lalu memegang erat kaki pemburu. Pemburu menampakan
diri dalam wujud dewa Siwa. Arjuna menghormat dan memujanya. Dewa Siwa
menganugerahkan panah Pusupati kepada Arjuna, kemudian lenyap dari hadapan
Arjuna.
Dua
bidadari utusan Indra datang menemui Arjuna, minta agar Arjuna bersedia
menolong para dewa dengan membunuh Niwatakawaca. Kemudian Arjuna bersama dua
bidadari datang di kerajaan Indra.
Arjuna
dan Supraba ditugaskan untuk mengetahui rahasia kesaktian Niwatakawaca. Mereka
berdua pergi ke Himataka. Supraba disambut oleh bidadari yang lebih dahulu
diserahkan kepada Niwatakawaca. Arjuna mengikutinya, tetapi raksasa tidak dapat
melihat karena kesaktian Arjuna. Tipu muslihat Supraba berhasil, ia mengetahui
rahasia kesaktian Niwatakawaca. Yang berada di ujung lidah. Setelah mengerti
rahasia kesaktian Niwaatakawaca, Arjuna membuat huru-hara, dengan menghancurkan
pintu gerbang istana. Suprabha terlepas dari kekuasaan Niwatakawaca, lalu
meninggalkan Himataka. Niwatakawaca merasa kena tipu, lalu mempersiapkan
pasukan untuk menyerang kerajaan Indra. Para dewa juga bersiap-siap melawan
serangan prajurit Niwatakawaca. Maka terjadilah perang besar-besaran. Arjuna
menyusup ditengah-tengah barisan, mencari kesempatan baik untuk membunuh
Niwatakawaca. Akhirnya anak panah Arjuna berhasil menembus ujung lidah
Niwatakawaca. Niwatakawaca mati di medang pertempuran. Perang pun selesai.
Arjuna
memperoleh penghargaan dari para dewa. Ia dinobatkan menjadi raja selama tujuh
hari surga, (tujuh bulan dunia) dan memperisteri tujuh bidadari. Mula-mula
Arjuna kawin dengan Supraba, kemudian dengan Tilottama, dan selanjutnya lima
bidadari lain yang pernah menggoda tapanya. Bidadari Menaka yang mengatur
perkawinan mereka. Setelah genap tujuh bulan, Arjuan minta diri kepada dewa
Indra untuk kembali ke dunia, menemui saudara-saudaranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar