Mengisahkan pemberontakan Sora terhadap Jayanegara. Ken Sora
yang merupakan abdi kesayangan Raden Wijaya difitnah oleh Mahapati yang licik
sehingga menyebabkan Sora dan kedua temannya Gajah Biru serta Demung tewas (1300 M) Kematian Sora
menurut Pararaton
terjadi pada tahun 1300 yang diuraikan panjang lebar dalam Kidung Sorandaka.
Menurut Pararaton kematiannya terjadi pada pemerintahan Jayanagara,
sedangkan menurut Kidung Sorandaka terjadi pada pemerintahan Raden Wijaya.
Dalam hal ini pengarang Pararaton kurang teliti karena menurut Nagarakretagama
Jayanagara naik takhta menggantikan Raden Wijaya baru pada tahun 1309.
Dikisahkan bahwa, Sora ikut serta dalam pasukan Majapahit
yang bergerak menumpas pemberontakan Ranggalawe
di Tuban tahun 1295. Dalam pertempuran di
Sungai Tambak Beras, Ranggalawe mati di tangan Kebo Anabrang.
Diam-diam Sora merasa sakit hati melihat keponakannya dibunuh secara kejam. Ia
pun berbalik ganti membunuh Kebo Anabrang dari belakang.
Peristiwa pembunuhan terhadap rekan satu pasukan tersebut
seolah-olah didiamkan begitu saja. hal itu dikarenakan keluarga Kebo Anabrang
segan menuntut hukuman pengadilan karena Sora dianggap sebagai abdi kesayangan
Raden Wijaya.
Suasana kusut itu akhirnya dimanfaatkan oleh Mahapati,
seorang tokoh licik yang mengincar jabatan rakryan patih. Ia
menghasut putra Kebo Anabrang yang bernama Mahisa Taruna supaya berani menuntut
pengadilan untuk Sora. Ia juga melapor kepada Raden Wijaya bahwa para menteri
merasa resah karena raja seolah-olah melindungi kesalahan Sora.
Raden Wijaya tersinggung karena dituduh berlaku tidak adil.
Ia pun memberhentikan Sora dari jabatannya untuk menunggu keputusan lebih
lanjut. Mahapati segera mengusulkan supaya Sora jangan dihukum mati mengingat
jasa-jasanya yang sangat besar. Atas pertimbangan tersebut, Raden Wijaya pun
memutuskan bahwa Sora akan dihukum buang ke Tulembang.
Mahapati menemui Sora di rumahnya untuk menyampaikan surat
keputusan raja. Sora sedih atas keputusan itu. Ia berniat ke ibu kota meminta
hukuman mati daripada harus diusir meninggalkan tanah airnya.
Mahapati lebih dulu menghasut Nambi dengan mengatakan bahwa
Sora akan datang untuk membuat kekacauan karena tidak puas atas keputusan raja.
Setelah mendesak Raden Wijaya, Nambi pun diizinkan menghadang Sora yang datang
bersama dua orang sahabatnya, yaitu Gajah Biru dan Juru Demung. Maka terjadilah
peristiwa di mana Sora dan kedua temannya itu mati dikeroyok tentara Majapahit
di halaman istana.
Kisah dalam Kidung Sorandaka di atas sedikit berbeda
dengan Pararaton yang menyebut kematian Juru Demung terjadi pada tahun 1313, sedangkan Gajah Biru
pada tahun 1314.
Kematian kedua sahabat Sora tersebut terjadi pada masa pemerintahan Jayanagara
putra Raden Wijaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar