Sate Tanjung adalah kuliner khas Lombok yang
unik. Jika biasanya kita makan sate dari daging sapi, ayam atau kambing tetapi
sate khas Desa Tanjung, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat ini menggunakan ikan.
Rasanya? Jangan ditanya, gurih dan pedas.
Awalnya, sate ini merupakan makanan yang
disajikan pada acara keagamaan maupun hajatan perkawinan. Namun seiring dengan
populernya kelezatan Sate Tanjung, makanan ini menjadi sajian kuliner yang bisa
kita nikmati sehari-hari. Tidak itu saja, pemerintah setempat bahkan sudah menetapkan
Sate Tanjung sebagai makanan khas Lombok Timur dan menjadi bagian dari kekayaan
wisata. Itu mengapa, wisatawan asing yang singgah atau tinggal lebih lama di
Lombok sangat mengenal dan mengakui kenikmatan Sate Tanjung. Rasa khas sate
Tanjung ini, konon hanya bisa diperoleh dari masyarakat Tanjung asli. Mereka
memiliki racikan khusus yang menghasilkan cita rasa yang berbeda. Itu mengapa,
jika Anda mencicipi Sate Tanjung di luar daerah, rasanya akan jauh berbeda
dengan yang asli.
Sate Tanjung biasanya berasal dari
ikan Cakalang atau ikan Langoan. Jika Cakalang sedang jarang dijumpai di
pasaran, maka ikan Langoan-lah yang dipakai. Selain Cakalang dan Langoan, ada
ikan Marlin yang biasanya dipakai sebagai bahan untuk Sate Tanjung. Berat
seekor ikan Marlin ini bisa mencapai 40-50 kilogram. Ikan seharga Rp. 800 ribu
itu per 10 kilonya bisa digunakan untuk membuat sate sebanyak 500 tusuk. Untuk
membuat sate ini, pertama-tama bersihkan sisik, tulang dan duri ikan. Setelah
itu diiris kecil-kecil, dibasahi dan diberikan bumbu yang terdiri dari cabai
kecil, kunyit, jahe, lengkuas, kemiri, garam, dan cuka. Sebelumnya bumbu-bumbu
itu harus digiling terlebih dahulu. Setelah bumbu dan daging ikan siap,
tambahkan santan kelapa kental. Tiga bahan itu diaduk hingga menjadi tepung.
Jika sudah, adonan dijadikan tusukan dalam sebilah bambu. Setiap tusuk berisi 5
biji. Setelah itu, dipanggang di atas bara api batok kelapa. Supaya harum,
jangan lupa diberi perasan daun jeruk nipis.
Sate Tanjung sangat nikmat pada saat
masih panas bersama lontong atau nasi. Rasa gurih dari daging dan santan serta
pedas dari rempah-rempah sangat terasa. Campuran rempah-rempah dan ikan yang
dibakar ini membuat badan akan terasa bugar, hangat dan berkeringat. Tak ayal,
banyak wisatawan yang ketagihan untuk lagi dan lagi mencicipi Sate Tanjung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar