Setiap daerah memiliki satu bentuk kesenian yang menjadi identitas daerah
tersebut. Masing-masing bentuk kesenian daerah merupakan ciri khas dan menjadi
corak budaya daerah asal kesenian itu. Oleh karena itu, kesenian daerah
merupakan puncak-puncak budaya yang terdapat di daerah dan menjadi simbol
masyarakat pemiliknya. Terciptanya suatu kesenian (pertunjukan) secara
konseptual akan berpedoman pada sistem nilai budaya yang mengelilinginya dan
khas sesuai dengan budaya daerah tersebut (Bandem, 1988:50).
Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat yang didiami suku Sasak merupakan pulau
yang memiliki berbagai ragam kesenian daerah yang unik. Kesenian daerah
tersebut ada yang bertahan, tetapi ada juga yang mulai tergeser oleh kesenian
modern. Kesenian daerah yang dipertahankan masyarakat merupakan kesenian yang
sarat dengan nilai dan mencerminkan budaya luhur dan kearifan masyarakat Sasak
di Lombok. Salah satu kesenian daerah yang masih mencoba untuk bertahan adalah
Rudat. Seperti apa dan bagaimana Rudat itu akan ane bahas secara ringkas dalam
Thread Sederhana ini.
A.
SEKILAS TENTANG TARI RUDAT
Secara
etimologis, rincian istilah rudat belum di temukan secara jelas. Tapi menurut
Iyus Rusmana istilah ini bisa di cari dari bahasa arab rudatun yang artinya taman
bunga. Dalam hal ini berarti bunganya adalah pencak. Sedangkan menurut Enoch
Atmibrata, rudat tarian merupakan tarian di iringi oleh musik terbangan yang
unsur tariannya kental dengan nuansa agama, seni bela diri, dan seni suara
(fithrorozi, 2008).Dalam penjelasan lain dikatakan bahwa rudat adalah sejenis
kesenian tradisional yang semula tumbuh dan berkembang di lingkungan pesantren.
Seni rudat merupakan seni gerak dan vokal yang diiringi tabuhan ritmis dari
waditra sejenis terbang (rebana).
Syair-syair
yang terkandung dalam nyanyiannya bernafaskan kegamaan, yaitu puja-puji yang
mengagungkan Allah dan Shalawat Rosul.Tujuannya adalah untuk menebalkan iman
masyarakat terhadap agama Islam dan kebesaran Allah. Sehingga manusia bisa
berakhlak tinggi berlandasan agama Islam dengan mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Dengan demikian, seni rudat adalah paduan seni gerak dan vokal yang di
iringi musik terbangan yang di dalamnya terdapat unsur ke agamaan, seni tari
dan seni suara
B.
FUNGSI RUDAT
Pertunjukan
seni terbang (termasuk Rudat) pada mulanya bertujuan untuk penyabaran agama
islam yang dilaksankan pada setiap acara Maulidan, yaitu upacara memperingati
hari lahirnya Nabi Muhammad SAW, Rajaban (memperingati isro mi’raj), Hari Raya
Idul Fitri dan Hari besar Islam lainnya. Pada perkembangan berikutnya seni
Rudat biasa dipertunjukan dalam acara hiburan di lingkungan pesantren, upacara
perkimpoian atau khitanan. Dengan demikian pada zaman dahulu kesenian Rudat
memiliki fungsi sebagai berikut :
1.
Media Dakwah
Seperti
dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa kesenian Rudat adalah salah satu jenis
seni tari yang bernuansa islam. Pada setiap pertunjukannya, kesenian Rudat yang
dipentaskan oleh para pelakunya senantiasa membawa pesan-pesan ke-islaman
kepada setiap penontonnya. Syair-syair yang dilantunkan pada saat pertunjukan
merupakan syair yang bernuansa dakwah melalui lantunan salawat nabi dan
firman-firman ilahi yang dikemas menjadi syair pengiring tari.
2.
Media Penyambung Silaturrahmi
Salah
satu alat untuk mempererat tali silaturrahmi masyarakat adalah pementasan
kesenian, baik itu kesenian yang berupa seni tari, seni pewayangan, seni derama
ataupun yang lainnya. Kesenian Rudat juga demikian, artinya dengan pementasan
kesenian Rudat ini maka masyarakat akan berkumpul dan bertukar cerita pada saat
mereka menonton pertunjukan tersebut.
3.
Media Hiburan
Pada
tahap perkembangannya kesenian Rudat dipentaskan sebagai hiburan bagi
masyarakat dan bahkan bisa dikatakan bahwa kesenian Rudat dipentaskan untuk
kepentingan matrial, artinya kesenian Rudat ini dipentaskan sebagai hiburan
dimana setiap melakukan pementasan, kelompok kesenian Rudat disewa oleh
orang-orang yang menyelenggarakan acara pernikahan, khitanan dan acara-acara
lainnya.
C.
POLA PERMAINAN RUDAT
Jumlah
pemain rudat berkisar antara 12 sampai 24 orang. Dari segi geraknya rudat
menggunakan gerakan silat, namun dalam permainan Rudat unsur tenaga tidak
banyak mempengaruhi. Lagu Rudat hampir sebagian besar bernafaskan keagamaan.
Sedangkan gerakannya terdiri dari gerakan kaki yang serempak ketika melangkah
kedepan, belakang dan samping yang melambangkan kebersamaan langkah dan
keserasian bentuk koreografi. Kaki, terdiri dari gerak kuda-kuda, adeg-adeg,
masekon rengkuh, duku depok dan lain-lain.
Tangan,
terdiri dari gerak mengepel, tonjok, gibas meupeuh, keprok kepret. Kepala,
mengikuti arah tangan yang bergerak yaitu ke seluruh arah. Beberapa gerakan
antaralain yang dalam seni rudat antaralain gerakan nonjok, yaitu kaki kanan
melangkah ke depan dengan posisi kuda-kuda dan tangan kiri mengepal sementara
kepala lurus ke depan. Gerakan gibas, yaitu kaki kanan tegak lurus. Tangan kiri
menekuk dengan arah gerak ke kanan. Kepala ke arah kanan dan membalik langsung
ke kiri.
D.
SYAIR RUDAT
Yang
paling menonjol dalam pementasan seni rudat adalah perpaduan unsur tari, olah
kanuragan, dan shalawat. Pementasan diawali dengan lantunan shalawat As-Salam
yang mengiringi masuknya penari. Selanjutnya, mereka menari diiringi musik dan
lantunan syair rudat, yang diyakini sebagai peninggalan ulama Banten saat
melakukan penyebaran agama Islam. Syair yang biasa digunakan untuk mengiringi
penari rudat di antaranya adalah Thalab-Naba, Khasbiyun,Ya khayyu ya Qayyum.
Syair utamanya adalah Shalawat As-Salam, Khasbiyyun, Ya Khayyu Ya Qayyum, dan
Shalawat Penutup yang akan mengiringi penari rudat keluar.Jika diresapi secara
mendalam, syair rudat memiliki makna batin yang kuat. Misalnya syair, “Ya
Khayyu ya Qayyum, La khaula wa laa quwwata illa billahi aliyyil adzim.” Syair
ini memiliki arti bahwa tiada daya dan upaya tanpa hidayah dan izin Allah.
Syair rudat mengisyaratkan munajat dan kepasrahan total akan keterbatasan
manusia. Gerakan tariannya juga demikian, tiap tembang yang dilantunkan akan
memiliki gerakan yang berbeda.
E.
RUDAT SAAT INI
Sudah
Bukan Rahasia lagi jika Pulau Lombok dan Pulau Bali seperti Saudara, selain
letaknya yang berdekatan, Tradisi dan Budaya yang ada di kedua Pulau tersebut
juga hampir sama, Kesenian Rudat ini contohnya, di Pulau Bali kesenian ini juga
bisa kita temukan, namun karena Unsur yang ada di dalamnya adalah Unsur Islam,
maka Kesenian ini lebih berkembang di Pulau Lombok yang memang Mayoritas
Masyarakatnya beragama Islam.Saat bisa dikatakan kesenian tradisional ini
hampir punah, hal itu juga didukung oleh memudarnya antusias masyarakat untuk
mempertahankannya. Memudarnya antusias masyarakat untuk mempertahankan kesenian
Rudat di pulau Lombok disebabkan oleh berkembangnya media yang menayangkan
berbagai jenis hiburan yang lebih menarik. Sehingga secara tidak langsung
kesenian Rudat ataupun kesenian-kesenian tradisional lainnya berlahan-lahan
dilupakan oleh masyarakat.Selain itu, memudarnya seni pertunjukan tradisional
seperti Rudat dan tarian-tarian tradisinal Lombok lainnya juga disebabkan oleh
terkontaminasinya unsur seni pertunjukan tradisional oleh seni pertunjukan
ataupun seni musik modern. Padahal pada masa lalu Seni Pertunjukan Rudat hapir
digemari oleh sebagian besar masyarakat Lombok. Hal ini terbukti dengan
berkembangnya kelompok-kelompok pemain Rudat di berbagai daerah Lombok. Di
Lombok Timur terdapat puluhan kelompok pemain Rudat, yang seperti di Senang,
Peneda Gandor, Labuhan Haji, Sakra, Terara dan sebagainya.
Di
Lombok Utara terdapat beberapa kelompok Rudat di sekitar Kecamatan Bayan,
Kayangan, dan Pemenang. Di Lombok Tengah, serta Lombok Barat juga demikian
halnya. Namun, saat ini kelompok-kelompok Rudat tersebut sudah hampir punah
sebab tersisih oleh atraksi budaya modern yang umumnya tidak mencerminkan nilai
luhur budaya kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar