Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat
ternyata tidak hanya surga pantai, namun juga makanan enak. Anda harus
merasakan Nasi Balap Inaq Esun yang pedasnya membuat orang
ketagihan. Makanan yang sudah merambah hingga pasar mancanegara ini harus Anda
masukkan kedalam daftar sajian kuliner yang harus dicicipi.
Secara tampilan, menu Nasi Balap Puyung ini tidak terlalu
istimewa. Hanya berisi suwiran daging ayam yang diolah bersama cabai, kacang
kedelai, taburan udang kering, abon serta belut goreng. Kekuatan makanan ini
adalah terletak dari rasa pedas bumbunya yang sederhana. Sedangkan bumbu
ayamnya terdiri dari cabai, bawang putih dan terasi. Untuk perbandingan, jika
kita memasak 10 kg ayam, komposisi cabainya sekitar 1 kg dan sedikit bawang
putih serta terasi.
Di Lombok, Nasi Balap Puyung Cap Inaq Esun sangat
terkenal. Berada di Desa Puyung, Lombok Tengah, warga sekitar menyebutnya
sebagai makanan cepat saji. Keistimewaan nasi milik Inaq Esun ini adalah karena
tidak memakai bahan pengawet alias bahan-bahannya alami dan diproses dengan
bumbu tradisional khas Sasak. Pedasnya nasi ini memang sangat nendang. Para
pembeli yang datang selalu repot mengelap keringat yang bercucuran karena menahan pedas. Selain
pedas, sajian Nasi Balap Puyung ini juga gurih. Terasa saat Anda mengunyah
campuran suwir ayam dan kacang kedelai goreng. Paduan pedas dan gurih inilah
yang membuat pembeli ketagihan serasa belum puas merasakan nasi milik nenek
yang sudah berusia 73 tahun itu.
Pada awalnya, nasi super pedas ini bernama “Nasi Balap” saja. Dinamakan nasi balap karena konon makanan ini
hanya disajikan di pelabuhan dan terminal saja. Karena dijual di tempat itu,
maka penjaja-nya selalu terburu-buru melayani pembeli karena berlomba dengan
laju bus dan kapal yang akan berangkat.
Ada juga yang mengatakan bahwa Inaq Esun pertama
menjual makanan khas ini di Pasar Kebon Roek, Mataram dengan sistem barter.
Yaitu menukar makanan ciptaan Inaq Esun dengan kebutuhan lainnya. Barulah sejak
tahun 90an diberi nama Nasi Balap Puyung karena salah satu cucu
Inaq Esun yang merupakan pembapal lokal sering memenangi perlombaan.
Setiap usai perlombaan balapan dan menang, ia selalu
mengajak teman-temannya untuk makan di warung kecil milik neneknya yang berada
di Desa Puyung itu. Sehingga tercetuslah nama “Nasi Balap Puyung”. Dalam
perkembangannya, kini banyak sekali rumah makan di Lombok yang menggunakan
titel “Balap Puyung” atau “Nasi Puyung”, tapi yang asli tetaplah milik Inaq
Esun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar