![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHcszqG0KGczpjRQOHOb6DeLttvtQua108Ldr-V6-_FvlDP1GgBuz0nqpmXsueMBjRJexFkj-LysNmwD_b8xwLEV9HLn2vbQBWa3QDb-YqXaTmcIvxcASJDRxWx2Ljc9An38IEO7PEiv7Z/s1600/ketuk.jpg)
Permainan Ketik Kuda atau yang populer dikenal dengan nama Ketik Bawi
adalah salah satu permaian tradisional daerah Lombok provinsi Nusa Tenggara
Barat. Permainan ini baru dikenal oleh masyarakat Sukaraja-Ampenan Utara
kabupaten kota mataram dan masyarakat Lombok Tengah.
A.
ASAL-USUL
Permainan
tradisional adalah permainan yang telah diturunkan dari satu generasi ke
generasi berikutnya dan biasanya mengandung nilai-nilai positif (JC. Bishop
& M. Curtis, 2005). Permainan tradisional memuat sejumlah aspek manfaat
bagi perkembangan mental dan fisik seseorang.Aktifitas bermain mempunyai fungsi
dalam aspek fisik, motorik kasar dan halus, perkembangan sosial, emosi dan
kepribadian, kognisi, ketajaman penginderaan, mengasah ketrampilan, dan
lain-lainnya. (MS Tedjasaputra, 2001).
Ketik Kuda,
salah satu permainan tradisional daerah Lombok, merupakan permainan anak-anak
yang dapat dimainkan oleh golongan masyarakat mana pun. Selain bersifat
menghibur, permainan inipun mengandung unsur kependidikan, karena menuntut
ketelitian, kecekatan,keterampilan dan kejelian mata untuk menghidar dari
ketik/kibasan ekor kuda yang di buat dari kain sarung yang dililitkan pada
pinggang pemain yang “Jadi”. Di samping itu,permainan ini pun dapat mengajarkan
kehati-hatian dan kecepatan.
B.
ALAT PERMAINAN
Permainan
ini hanya membutuhkan peralatan sederhana seperti kain sarung, katuk (pecahan
genteng) dan tempat bermain yang agak luas. Permainan ini juga tidak perlu
diiringi musik maupun alat lainnya. Biasanya permainan ini diramaikan oleh
bunyi sorak dari anak-anak yang bermain, maupun sorak dan tawa anak-anak yang
menonton.
C.
PESERTA PERMAINAN
Jumlah
peserta/pelaku dalam permainan ini paling sedikit 3 orang anak, dan paling
banyak tidak terbatas. Usia para peserta/pelaku paling sedikit 6 tahun dan
paling tua biasanya berumur 15 tahun.Permainan ini dapat dimainkan oleh kedua
jenis kelamin, namun bisa juga dimainkan sesama anak perempuan ataupun sesama
anak lelaki, jadi tidak mengenal perbedaan jenis kelamin.
D.
ATURAN/CARA PERMAINAN
Sebelum
permainan dimulai, terdapat beberapa persiapan yang harus dilakukan terlebih
dahulu, diantaranya adalah : Menentukan lapangan tempat bermain, selanjutnya
anak-anak diminta untuk membuat lingkaran besar di tanah dengan kapur, dimana
semua peserta permainan bisa bergerak di dalam lingkara dan satu lingkaran
kecil tempat mengumpulkan katuk (pecahan genteng) yang akan di jaga oleh pemain
yang “Jadi” dan akan diambil oleh pemain lainnya
Para pemain
melakukan Hom Pim Pa / Suten untuk menentukan siapa yang “Jadi”. Setelah
ditentuka, maka yang “Jadi” dipakaikan kain sarung dengan satu ujungnya di
tarik ke bagian belakang pemain yang “Jadi” dan dipegang oleh pemain
lainnya.Kain ditarik hingga ujung depannya menempel pada dada pemain yang
“Jadi”, Kemudian pemain yang “Jadi” menggulung-gulungkan kain hingga terkumpul
dibagian pinggang dan hingga bagian belakang kain melilit dengan bentuk
menyerupai ekor.
Aturan
permainan; Mula-mula pemain “Jadi ” berdiri di dekat lingkaran kecil dengan
posisi “berjaga-jaga” agar katuk (pecahan genteng) tidak terambil oleh pemain
lain. Sedangkan pemain yang lain berdiri agak jauh dari pemain yang “Jadi “,
namun tidak boleh keluar dari garis batas lingkaran dan waspada agar tidak
terkena ketik/kibasan ekor kuda pemain “Jadi”.Jika ada yang melewati/keluar
dari batas garis lingkaran, maka ia akan menjadi pemain “Jadi”. Ketika aba aba
–Mulai- diperdengarkan, para pemain segera berlomba mengambil katuk/pecahan
genteng yang tengah dijaga oleh pemain “Jadi’.Dan pemain “Jadi” berusaha menjaga
katuk (pecahan genteng) dengan mengetikkan/mengibaskan ekornya agar mengenai
pemain yang lain.Bila ada yang terkena, maka si “Jadi” akan tergantikan
posisinya.
E.
ASPEK-ASPEK YANG DIKEMBANGKAN
1.
Moral Agama
2.
Motorik
kasar dan halus
3.
Sosial
Emosional
4.
Kognitif
5.
Bahasa
1 komentar:
6333
Motorik kasar dan halus tu mksdnya apa ya pak???
Posting Komentar